Surah Al-Isra', yang juga dikenal sebagai Bani Israil, merupakan salah satu surah Makkiyah dalam Al-Qur'an yang sarat akan makna mendalam, peringatan, dan janji Allah SWT. Terdiri dari 111 ayat, surah ini dibuka dengan sebuah peristiwa agung yang menjadi landasan penamaannya: Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra') dan kenaikan beliau menuju Sidratul Muntaha (Mi'raj) adalah mukjizat luar biasa yang menegaskan status kenabian beliau.
Peristiwa Isra' ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah pelajaran teologis dan spiritual. Menggambarkan bahwa meskipun jarak terasa mustahil ditempuh dalam semalam, kekuasaan Allah SWT tidak terbatas. Ayat pertama menjadi gerbang pembuka untuk merenungkan kebesaran dan keesaan Tuhan.
Sebagian besar Surah Al-Isra' membahas sejarah bangsa Bani Israil (keturunan Ya'qub AS) serta kegagalan mereka dalam memegang teguh perjanjian dengan Allah. Surah ini memberikan peringatan keras mengenai dampak kerusakan moral dan pengkhianatan terhadap ajaran ilahi. Allah SWT menyoroti dua kali kerusakan besar yang dilakukan oleh mereka, yaitu ketika mereka menumpahkan darah dan berbuat kerusakan di muka bumi, yang berujung pada hukuman berupa pengusiran dan penindasan oleh musuh-musuh mereka.
"Dan Kami tetapkan bagi Bani Israil dalam Kitab itu: 'Sesungguhnya kamu pasti akan membuat kerusakan di muka bumi ini sebanyak dua kali dan pasti kamu akan melampaui batas dengan kesombongan yang besar.'" (QS. Al-Isra: 4)
Pelajaran yang dapat dipetik sangat relevan hingga kini. Surah Al-Isra' menekankan pentingnya menjaga integritas, menjauhi kesombongan, dan selalu ingat bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban. Peringatan ini ditujukan universal, bukan hanya untuk Bani Israil masa lalu, tetapi juga sebagai cermin bagi umat Nabi Muhammad SAW.
Lebih jauh, surah ini berfungsi sebagai panduan etika sosial yang komprehensif. Ayat-ayatnya memuat perintah-perintah moral yang fundamental dalam Islam. Di antaranya adalah perintah untuk berbuat baik kepada orang tua tanpa memandang kondisi mereka, menjaga hubungan kekerabatan, serta menghindari pemborosan dan kekikiran.
Larangan membunuh anak karena kemiskinan adalah inti dari penghargaan terhadap kehidupan. Dalam konteks ekonomi, Al-Isra' secara tegas melarang praktik mendekati zina—sebuah batasan yang komprehensif—dan melarang praktik riba (bunga) yang dianggap merusak tatanan sosial dan ekonomi. Selain itu, diperintahkan untuk menepati janji dan memberikan takaran yang sempurna saat berjual beli.
Menjelang akhir surah, bahasan kembali kepada inti risalah Islam, yaitu Tauhid. Allah SWT memperingatkan tentang bahaya kesyirikan dan menekankan bahwa Al-Qur'an diturunkan sebagai rahmat dan petunjuk penyembuhan (syifa') bagi hati yang beriman. Surah Al-Isra' mengajarkan umat Islam untuk bersikap tawadhu' (rendah hati) dalam berjalan di muka bumi, sambil senantiasa mengingat keagungan Allah SWT yang menguasai alam semesta. Membaca dan merenungkan setiap ayat dalam Surah Al-Isra' adalah upaya untuk menyucikan jiwa dan memperbaiki interaksi kita dengan sesama makhluk dan Sang Pencipta.